Minggu, 07 Juli 2013

Tugas 3 - Pengalaman Pribadi - Depresi dan Cara Mengatasinya



PENGALAMAN PRIBADI
Selama masih di bangku SD, nilai pelajaran saya termasuk baik dan saya hampir selalu berada di peringkat 3 besar. Setelah lulus SD dengan nilai terbaik kedua, saya memutuskan untuk meneruskan di SMP Negeri 3, yang saat itu merupakan SMP favorit. Tetapi untuk bisa masuk SMP Negeri, ada tes yang harus diikuti.
Karena saya merasa pintar, saya jadi malas belajar. Sampai suatu ketika saya berucap kepada Ibu saya, saya pasti bisa masuk karena memang kuota  yang di tawarkan banyak dan saya merasa pintar sehingga pasti lulus ujian tersebut.
Setelah saya mengucapkan hal itu, dua hari kemudian saya merasakan tidak enak badan, padahal beberapa hari lagi ujian masuk SMP akan dilaksanakan. Setelah dibawa ke klinik terdekat, ternyata saya menderita gejala typus.
Akhirnya ujian pun tiba, saya terpaksa mengikuti ujian dengan keadaan yang masih sakit. Selama ujian saya tidak bisa konsentrasi, dan saya tidak bisa maksimal dalam mengerjakan ujian.
Saat Pengumuman Ujian Masuk SMP, saya dinyatakan tidak lulus untuk bisa masuk SMP favorit.


Hikmah
Dari pengalaman tersebut saya mendapatkan pelajaran bahwa kita tidak boleh takabur walaupun merasa bisa dalam mengerjakan berbagai hal. Karena kita masih memiliki Tuhan yang Maha Berkehendak. Semenjak peristiwa itu saya tidak berani lagi untuk berbicara sembarangan.





DEPRESI
Depresi mempunyai beberapa arti. Dalam ekonomi, depresi berarti perniagaan yg sukar dan lesu; psikologi, depresi merupakan gangguan jiwa pd seseorang yg ditandai dng perasaan yg merosot (spt muram, sedih, perasaan tertekan); Geo daerah merosot atau tenggelam akibat terbentuknya antiklin dan sinklin pd waktu yg sama; Met daerah yg bertekanan rendah;
Disini penulis akan menerangkan lebih rinci tentang depresi yang berhubungan dengan psikologi.

Definisi Depresi Menurut Para Ahli
Menurut seorang ilmuwan terkemuka yaitu Rice, P. L. (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang.
Menurut Kusumanto (1981) depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang psikopatologis, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas. Depresi dapat merupakan suatu gejala, atau kumpulan gejala (sindroma).
Menurut Kartono (2002) depresi adalah kemuraman hati (kepedihan, kesenduan, keburaman perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya timbul oleh; rasa inferior, sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan trauma psikis. Jika depresi itu psikotis sifatnya, maka ia disebut melankholis.





Jenis – Jenis Depresi
Depresi Berdasarkan Tingkat Penyakit :
Menurut klasifikasi organisasi kesehatan dunia “World Health Organization” (WHO) (dalam Lumongga, 2009), berdasarkan tingkat penyakitnya, depresi menjadi:
1.      Mild depression/minor depression dan dysthymic disorder. Pada depresi ringan, mood yang rendah datang dan pergi dan penyakit datang setelah kejadian stressfull yang spesifik. Individu akan merasa cemas dan juga tidak bersemangat. Perubahan gaya hidup biasanya dibutuhkan untuk mengurangi depersi jenis ini. Minor depression ditandai dengan adanya dua gejala pada depressive episode namun tidak lebih dari lima gejala depresi muncul selama dua minggu berturut-turut, dan gejala itu bukan karena pengaruh obatan-obatan atau penyakit. Bentuk depresi yang kurang parah disebut distimia (Dystymic disorder). Depresi ini menimbulkan gangguan Minor Depression ringan dalam jangka waktu yang lama sehingga seseorang tidak dapat bekerja optimal. Gejala depresi ringan ada gangguan distimia dirasakan minimal dalam jangka waktu dua tahun.
2.      Moderate Depression. Pada depresi sedang mood yang rendah berlangsung terus dan individu mengalami simtom fisik juga walaupun berbeda-beda tiap individu. Perubahan gaya hidup saja tidak cukup dan bantuan diperlukan untuk mengatasinya.
3.      Severe depression/major depression. Depresi berat adalah penyakit yang tingkat depresinya parah. Individu akan mengalami gangguan dalam kemampuan untuk bekerja, tidur, makan, dan menikmati hal yang menyenangkan dan penting untuk mendapatkan bantuan medis secepat mungkin. Deperesi ini dapat muncul sekali atau dua kali dan beberapa kali selama hdup. Major depression ditandai dengan adanya lima atau lebih simtom yang ditunjukan dalam major depressive episode dan berlangsung selama 2 minggu berturut-turut.




Faktor Penyebab Depresi
Faktor Fisik :
1.      Faktor Genetik
Seseorang yang dalam kelurganya diketahui menderita depresi berat memiliki risiko lebih besar menderita gangguan depresi daripada masyarakat pada umumnya. Gen (kode biologis yang diwariskan dari orang tua) berpengaruh dalam terjadinya depresi tetapi ada banyak gen di dalam tubuh kita dan tidak ada seorangpun peneliti yang mengetahui secara pasti bagaimana gen bekerja dan tidak ada bukti langsung bahwa penyakit depresi yang disebabkan oleh faktor keturunan (McKenzie, 1999).

2.      Faktor Usia
Berbagai penelitan mengungkapkan bahwa golongan usia muda yaitu remaja dan orang dewasa lebih banyak terkena depresi. Hal ini dapat terjadi karena pada usia tersebut terdapat tahaptahap serta tugas perkembangan yang penting, yaitu peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah atau bekerja, serta masa pubertas ke masa pernikahan. Survey masyarakat terakhir melaporkan prevalensi yang tinggi dari gejala-gejala depersi pada golongan usia dengan dewasa muda 18-44 tahun (Wikinson, 1995).

3.      Faktor Gender
Data yang dihimpun oleh World Bank menyebutkan prevalensi terjadinya depresi sekitar 30% terjadi pada wanita dan 12,6% dialami oleh pria (Desjarlis, 1995). Radloff dan Rae (1979) berpendapat bahwa adanya perbedaan tingkat depresi pada pria dan wanita lebih ditentukan oleh factor biologis dan lingkungan, yaitu adanya perubahan peran sosial sehingga menimbulkan berbagai konflik serta membutuhkan penyesuaian diri yang lebih intens, adanya kondisi yang penuh stressor bagi kaum wanita, misalnya penghasilan dan tingkat pendidikan yang rendah dibandingkan pria, serta adanya perbedaan fisiolog dan hormonal disbanding pria, seperti masalah reproduksi serta berbagai perubahan hormone yang dialami wanita sesuai kodratnya

4.      Gaya Hidup
Penelitian menunjukan bahwa kecemasan dan depresi berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehat pada pasien berisiko jantung. Gaya hidup yang tidak sehat misalnya tidur tidak teratur, makan tidak teratur, mengkonsumsi jenis makanan fast food atau makanan yang mengandung perasa, pengawet dan perwarna buatan, kurang berolahraga, merokok dan minum-minuman keras (Hendranata, 2004).

Faktor Psikologis :
1.      Kepribadian
Aspek-aspek kepribadian ikut mempengaruhi tinggi rendahnya depresi yang dialami serta kerentanan terhadap depresi. Ada indvidu-individu yang lebih rentan terhadap depresi yaitu mempunyai konsep diri serta pola pikir yang negatif, pesimis, juga tipe kepribadian introvert (Retnowati, 1990). Tampaknya ada hubungan antara karakteristik kepribadian tertentu dengan depresi.

2.      Pola Pikir
Beck (1980) mengatakan gambaran pola pemikiran yang umum pada depresi dan dipercaya membuat seseorang rentan terkena depresi.
           
3.      Harga Diri
Terpenuhinya keperluan penghargaan diri aan menghasikan sikap dan rasa percaya diri, rasa kuat menghadapi sakit, rasa damai, namun sebaiknya apabila keperluan penghargaan diri ini tidak terpenuhi, maka akan membuat seseorang individu mempunyai mentalmental lemah dan berpikir negatif sehingga cenderung terkena depresi (Maslow dalam Petri, 2004).


4.      Stress
Kematian orang dicintai, kehilangan pekerjaan, pindah rumah, atau stress berat yang lain dianggap dapat menyebabkan depresi (lumongga, 2009).
Dampak – Dampak Depresi
Bunuh Diri
Walaupun banyak orang yang depresi yang tidak bunuh diri, depresi yang tidak ditangani dapat meningkatkan resiko percobaan bunuh diri. Sangat sering bagi individu yang mengalami depresi memiliki pikiran untuk bunuh diri (Lumongga, 2009).

Gangguan Tidur : Insomnia dan Hypersomnia
Insomnia atau kesulitan tidur bukanlah suatu penyakit, insomnia adalah cara tubuh bereaksi terhadap stress, jumlah waktu tidur yang dibutuhkan oleh tiap orang berbedabeda, kebanyakan orang dewasa memerlukan tidur delapan jam setiap malam, jika kita tidak mendapatkan cukup tidur, kita akan merasa mengantuk di siang harinya. Pola tidur berubah sesuai dengan usia, misalnya, orang yang lebih tua tidur siang dan lebih sedikit di malam hari (Kusumawardhani, 2006).

Gangguan dalam Hubungan
Sebagai akibat dari depresi, seseorang cenderung mudah tersinggung, senantiasa sedih sehingga lebih banyak menjauhkan diri dari orang lain atau dalam situasi lain menyalahkan orang lain, hal ini menyebabkan hubungan dengan orang lain menjadi tidak baik (Lumongga, 2009).

Gangguan dalam Pekerjaan
Pengaruh depresi sangat terasa dalam kehidupan pekerjaan seseorang. Depresi mengakibatkan kerugian dalam produksi karena absenteisme ataupun performa yang sangat buruk. Pekerja dengan depresi juga kehilangan lebih banyak waktu karena kesehatan yang buruk daripada pekerja yang tidak mengalami depresi (Lumongga, 2009).

Gangguan Pola Makan
Depresi dapat menyebabkan gangguan pola makan dan gangguan pola makan dapat menyebabkan depresi, pada orang yang menderita depresi terdapat dua kecenderungan umum mengenai pola makan yang secara nyata mempengaruhi berat tubuh badan yaitu, tidak selera makan dan keinginan makan-makanan yang manis bertambah. Beberapa gangguan pola makan yang diakibatkan oleh depresi adalah bulimia nervosa, anoreksia nervosa dan obesitas (Kusumawardhani, 2006).

Perilaku-perilaku Merusak
Beberapa perilaku yang merusak yang disebabkan oleh depresi menurut Lumongga (2009) adalah:
1.      Agresivitas dan kekerasan. Pada individu yang terkena depresi perilaku yang ditimbulkan bukan hanya berbentuk kesedihan, namun bisa juga dalam bentuk mudah tersinggung dan agresif. Perilaku agresif lebih cenderung ditunjukan oleh individu pria yang mengalami depresi.
2.      Penggunaan Alkohol dan Obat-obatan Terlarang.
3.      Perilaku Merokok. Penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara emosi negative yang ditimbulkan oleh depresi dengan frekuensi merokok. Seseorang yang mengalami depresi merokok lebih banyak dari biasanya. Telah diketahui bahwa beberapa zat kimia dari rokok dapat meredakan stress untuk sementara sehingga merokok bagi beberapa orang dianggap dapat menanggulangi stress.





Mengatasi Depresi
1.      Mengunjungi bimbingan konseling
Jangan takut atau malu! Seorang konselor dapat memberi tahu Anda, jika Anda memang memerlukan bantuan medis yang lebih serius.

2.      Berjalan-jalan di tempat yang asri
Alam memberi kita penyembuhan secara alami dengan pemandangan gunung yang hijau dan udara yang begitu segar. Efeknya, tubuh dan pikiran jadi lebih rileks dan nyaman.

3.      Berolahraga
Anda bisa menikmati sesi olahraga di bawah sinar matahari pagi yang menghangatkan. Olahraga secara tidak langsung dapat membunuh depresi yang sedang Anda rasakan

4.      Membaca buku
Dengan membaca buku, Anda bisa mengatasi perasaan depresi yang menyeruak tiba-tiba di pikiran Anda. Membaca buku bisa mengubah perspektif kita terhadap masalah yang kita hadapi. Jadi, pastikan Anda memilih bacaan yang benar.

5.      Makanan peningkat mood
Ada beberapa makanan yang dikenal ampuh dalam meningkatkan mood, contohnya saja coklat. Coklat dapat mengembalikan semangat Anda dan mengubah suasana hati yang suram.

6.      Tertawa
Penelitian telah menunjukkan bahwa tertawa dapat membuat Anda merasa lebih baik.

7.      Memiliki keberanian untuk berubah
Satu-satunya cara terbaik untuk melawan depresi adalah dengan memiliki keberanian untuk berubah. Anda harus punya keberanian untuk melewati kegelapan dan menuju terang.

Sumber

0 komentar:

Posting Komentar