PENGALAMAN
PRIBADI
Selama
masih di bangku SD, nilai pelajaran saya termasuk baik dan saya hampir selalu
berada di peringkat 3 besar. Setelah lulus SD dengan nilai terbaik kedua, saya
memutuskan untuk meneruskan di SMP Negeri 3, yang saat itu merupakan SMP
favorit. Tetapi untuk bisa masuk SMP Negeri, ada tes yang harus diikuti.
Karena
saya merasa pintar, saya jadi malas belajar. Sampai suatu ketika saya berucap
kepada Ibu saya, saya pasti bisa masuk karena memang kuota yang di tawarkan banyak dan saya merasa
pintar sehingga pasti lulus ujian tersebut.
Setelah
saya mengucapkan hal itu, dua hari kemudian saya merasakan tidak enak badan,
padahal beberapa hari lagi ujian masuk SMP akan dilaksanakan. Setelah dibawa ke
klinik terdekat, ternyata saya menderita gejala typus.
Akhirnya
ujian pun tiba, saya terpaksa mengikuti ujian dengan keadaan yang masih sakit.
Selama ujian saya tidak bisa konsentrasi, dan saya tidak bisa maksimal dalam
mengerjakan ujian.
Saat
Pengumuman Ujian Masuk SMP, saya dinyatakan tidak lulus untuk bisa masuk SMP
favorit.
Hikmah
Dari
pengalaman tersebut saya mendapatkan pelajaran bahwa kita tidak boleh takabur
walaupun merasa bisa dalam mengerjakan berbagai hal. Karena kita masih memiliki
Tuhan yang Maha Berkehendak. Semenjak peristiwa itu saya tidak berani lagi
untuk berbicara sembarangan.
DEPRESI
Depresi
mempunyai beberapa arti. Dalam ekonomi, depresi berarti perniagaan yg sukar dan lesu; psikologi, depresi merupakan gangguan jiwa
pd seseorang yg ditandai dng perasaan yg merosot (spt muram, sedih, perasaan
tertekan); Geo daerah
merosot atau tenggelam akibat terbentuknya antiklin dan sinklin pd waktu yg
sama; Met daerah yg
bertekanan rendah;
Disini penulis akan menerangkan lebih rinci tentang depresi yang
berhubungan dengan psikologi.
Definisi Depresi Menurut Para Ahli
Menurut seorang ilmuwan terkemuka yaitu Rice, P. L. (1992),
depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai
seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang.
Menurut
Kusumanto (1981) depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang psikopatologis,
yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya
energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata
sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas. Depresi dapat
merupakan suatu gejala, atau kumpulan gejala (sindroma).
Menurut
Kartono (2002) depresi adalah kemuraman hati (kepedihan, kesenduan, keburaman
perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya timbul oleh; rasa inferior, sakit
hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan trauma psikis. Jika depresi itu
psikotis sifatnya, maka ia disebut melankholis.
Jenis – Jenis Depresi
Depresi
Berdasarkan Tingkat Penyakit :
Menurut
klasifikasi organisasi kesehatan dunia “World Health Organization” (WHO) (dalam
Lumongga, 2009), berdasarkan tingkat penyakitnya, depresi menjadi:
1. Mild
depression/minor depression dan dysthymic disorder. Pada depresi ringan, mood
yang rendah datang dan pergi dan penyakit datang setelah kejadian stressfull
yang spesifik. Individu akan merasa cemas dan juga tidak bersemangat. Perubahan
gaya hidup biasanya dibutuhkan untuk mengurangi depersi jenis ini. Minor
depression ditandai dengan adanya dua gejala pada depressive episode namun
tidak lebih dari lima gejala depresi muncul selama dua minggu berturut-turut,
dan gejala itu bukan karena pengaruh obatan-obatan atau penyakit. Bentuk
depresi yang kurang parah disebut distimia (Dystymic disorder). Depresi ini
menimbulkan gangguan Minor Depression ringan dalam jangka waktu yang lama
sehingga seseorang tidak dapat bekerja optimal. Gejala depresi ringan ada gangguan
distimia dirasakan minimal dalam jangka waktu dua tahun.
2. Moderate
Depression. Pada depresi sedang mood yang rendah berlangsung terus dan individu
mengalami simtom fisik juga walaupun berbeda-beda tiap individu. Perubahan gaya
hidup saja tidak cukup dan bantuan diperlukan untuk mengatasinya.
3. Severe
depression/major depression. Depresi berat adalah penyakit yang tingkat
depresinya parah. Individu akan mengalami gangguan dalam kemampuan untuk
bekerja, tidur, makan, dan menikmati hal yang menyenangkan dan penting untuk
mendapatkan bantuan medis secepat mungkin. Deperesi ini dapat muncul sekali
atau dua kali dan beberapa kali selama hdup. Major depression ditandai dengan
adanya lima atau lebih simtom yang ditunjukan dalam major depressive episode
dan berlangsung selama 2 minggu berturut-turut.
Faktor Penyebab Depresi
Faktor Fisik :
1. Faktor
Genetik
Seseorang
yang dalam kelurganya diketahui menderita depresi berat memiliki risiko lebih
besar menderita gangguan depresi daripada masyarakat pada umumnya. Gen (kode
biologis yang diwariskan dari orang tua) berpengaruh dalam terjadinya depresi
tetapi ada banyak gen di dalam tubuh kita dan tidak ada seorangpun peneliti
yang mengetahui secara pasti bagaimana gen bekerja dan tidak ada bukti langsung
bahwa penyakit depresi yang disebabkan oleh faktor keturunan (McKenzie, 1999).
2. Faktor
Usia
Berbagai
penelitan mengungkapkan bahwa golongan usia muda yaitu remaja dan orang dewasa
lebih banyak terkena depresi. Hal ini dapat terjadi karena pada usia tersebut
terdapat tahaptahap serta tugas perkembangan yang penting, yaitu peralihan dari
masa anak-anak ke masa remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah
atau bekerja, serta masa pubertas ke masa pernikahan. Survey masyarakat
terakhir melaporkan prevalensi yang tinggi dari gejala-gejala depersi pada
golongan usia dengan dewasa muda 18-44 tahun (Wikinson, 1995).
3. Faktor
Gender
Data
yang dihimpun oleh World Bank menyebutkan prevalensi terjadinya depresi sekitar
30% terjadi pada wanita dan 12,6% dialami oleh pria (Desjarlis, 1995). Radloff
dan Rae (1979) berpendapat bahwa adanya perbedaan tingkat depresi pada pria dan
wanita lebih ditentukan oleh factor biologis dan lingkungan, yaitu adanya
perubahan peran sosial sehingga menimbulkan berbagai konflik serta membutuhkan
penyesuaian diri yang lebih intens, adanya kondisi yang penuh stressor bagi
kaum wanita, misalnya penghasilan dan tingkat pendidikan yang rendah
dibandingkan pria, serta adanya perbedaan fisiolog dan hormonal disbanding
pria, seperti masalah reproduksi serta berbagai perubahan hormone yang dialami
wanita sesuai kodratnya
4. Gaya
Hidup
Penelitian
menunjukan bahwa kecemasan dan depresi berhubungan dengan gaya hidup yang tidak
sehat pada pasien berisiko jantung. Gaya hidup yang tidak sehat misalnya tidur
tidak teratur, makan tidak teratur, mengkonsumsi jenis makanan fast food atau
makanan yang mengandung perasa, pengawet dan perwarna buatan, kurang
berolahraga, merokok dan minum-minuman keras (Hendranata, 2004).
Faktor Psikologis :
1. Kepribadian
Aspek-aspek
kepribadian ikut mempengaruhi tinggi rendahnya depresi yang dialami serta
kerentanan terhadap depresi. Ada indvidu-individu yang lebih rentan terhadap
depresi yaitu mempunyai konsep diri serta pola pikir yang negatif, pesimis,
juga tipe kepribadian introvert (Retnowati, 1990). Tampaknya ada hubungan
antara karakteristik kepribadian tertentu dengan depresi.
2. Pola
Pikir
Beck
(1980) mengatakan gambaran pola pemikiran yang umum pada depresi dan dipercaya
membuat seseorang rentan terkena depresi.
3. Harga
Diri
Terpenuhinya
keperluan penghargaan diri aan menghasikan sikap dan rasa percaya diri, rasa
kuat menghadapi sakit, rasa damai, namun sebaiknya apabila keperluan
penghargaan diri ini tidak terpenuhi, maka akan membuat seseorang individu
mempunyai mentalmental lemah dan berpikir negatif sehingga cenderung terkena
depresi (Maslow dalam Petri, 2004).
4. Stress
Kematian
orang dicintai, kehilangan pekerjaan, pindah rumah, atau stress berat yang lain
dianggap dapat menyebabkan depresi (lumongga, 2009).
Dampak – Dampak Depresi
Bunuh Diri
Walaupun
banyak orang yang depresi yang tidak bunuh diri, depresi yang tidak ditangani
dapat meningkatkan resiko percobaan bunuh diri. Sangat sering bagi individu
yang mengalami depresi memiliki pikiran untuk bunuh diri (Lumongga, 2009).
Gangguan Tidur : Insomnia dan
Hypersomnia
Insomnia
atau kesulitan tidur bukanlah suatu penyakit, insomnia adalah cara tubuh
bereaksi terhadap stress, jumlah waktu tidur yang dibutuhkan oleh tiap orang
berbedabeda, kebanyakan orang dewasa memerlukan tidur delapan jam setiap malam,
jika kita tidak mendapatkan cukup tidur, kita akan merasa mengantuk di siang
harinya. Pola tidur berubah sesuai dengan usia, misalnya, orang yang lebih tua
tidur siang dan lebih sedikit di malam hari (Kusumawardhani, 2006).
Gangguan dalam Hubungan
Sebagai
akibat dari depresi, seseorang cenderung mudah tersinggung, senantiasa sedih
sehingga lebih banyak menjauhkan diri dari orang lain atau dalam situasi lain
menyalahkan orang lain, hal ini menyebabkan hubungan dengan orang lain menjadi
tidak baik (Lumongga, 2009).
Gangguan dalam Pekerjaan
Pengaruh
depresi sangat terasa dalam kehidupan pekerjaan seseorang. Depresi
mengakibatkan kerugian dalam produksi karena absenteisme ataupun performa yang
sangat buruk. Pekerja dengan depresi juga kehilangan lebih banyak waktu karena
kesehatan yang buruk daripada pekerja yang tidak mengalami depresi (Lumongga,
2009).
Gangguan Pola Makan
Depresi
dapat menyebabkan gangguan pola makan dan gangguan pola makan dapat menyebabkan
depresi, pada orang yang menderita depresi terdapat dua kecenderungan umum
mengenai pola makan yang secara nyata mempengaruhi berat tubuh badan yaitu,
tidak selera makan dan keinginan makan-makanan yang manis bertambah. Beberapa
gangguan pola makan yang diakibatkan oleh depresi adalah bulimia nervosa,
anoreksia nervosa dan obesitas (Kusumawardhani, 2006).
Perilaku-perilaku Merusak
Beberapa
perilaku yang merusak yang disebabkan oleh depresi menurut Lumongga (2009)
adalah:
1. Agresivitas
dan kekerasan. Pada individu yang terkena depresi perilaku yang ditimbulkan
bukan hanya berbentuk kesedihan, namun bisa juga dalam bentuk mudah tersinggung
dan agresif. Perilaku agresif lebih cenderung ditunjukan oleh individu pria
yang mengalami depresi.
2. Penggunaan
Alkohol dan Obat-obatan Terlarang.
3. Perilaku
Merokok. Penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara emosi negative yang
ditimbulkan oleh depresi dengan frekuensi merokok. Seseorang yang mengalami
depresi merokok lebih banyak dari biasanya. Telah diketahui bahwa beberapa zat
kimia dari rokok dapat meredakan stress untuk sementara sehingga merokok bagi
beberapa orang dianggap dapat menanggulangi stress.
Mengatasi Depresi
1. Mengunjungi
bimbingan konseling
Jangan takut atau malu!
Seorang konselor dapat memberi tahu Anda, jika Anda memang memerlukan bantuan
medis yang lebih serius.
2. Berjalan-jalan
di tempat yang asri
Alam memberi kita
penyembuhan secara alami dengan pemandangan gunung yang hijau dan udara yang
begitu segar. Efeknya, tubuh dan pikiran jadi lebih rileks dan nyaman.
3. Berolahraga
Anda bisa menikmati
sesi olahraga di bawah sinar matahari pagi yang menghangatkan. Olahraga secara
tidak langsung dapat membunuh depresi yang sedang Anda rasakan
4. Membaca
buku
Dengan membaca buku,
Anda bisa mengatasi perasaan depresi yang menyeruak tiba-tiba di pikiran Anda.
Membaca buku bisa mengubah perspektif kita terhadap masalah yang kita hadapi.
Jadi, pastikan Anda memilih bacaan yang benar.
5. Makanan
peningkat mood
Ada beberapa makanan
yang dikenal ampuh dalam meningkatkan mood, contohnya saja coklat. Coklat dapat
mengembalikan semangat Anda dan mengubah suasana hati yang suram.
6. Tertawa
Penelitian telah
menunjukkan bahwa tertawa dapat membuat Anda merasa lebih baik.
7. Memiliki
keberanian untuk berubah
Satu-satunya cara
terbaik untuk melawan depresi adalah dengan memiliki keberanian untuk berubah.
Anda harus punya keberanian untuk melewati kegelapan dan menuju terang.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar